Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.
Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru sekaranglah "Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
- Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
- Karnaval Bunga
- Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek. (SUMBER)
Rujak cingur, makanan khas dari Jawa Timur. Bagi Anda yang menyukai
kombinasi makanan dari bahan sayuran dan buah seperti rujak tidak ada
salahnya mencoba menu rujak cingur. Bahan utama rujak cingur terdiri
dari daging khas cingur (Jawa: congor, Indonesia: bibir) sapi yang di
rebus sampai matang, toge, kangkung rebus, tahu tempe goreng, menjes
(Indonesia: tempe bongkrek), nanas, kedondong, bengkoang, timun dan
kerupuk yang di siram bumbu perpaduan petis udang, kacang, bawang
goreng, gula merah dan bumbu rahasia lainnya. Anda dapat menyesuaikan
tingkat kepedasan sesuai selera. Salah satu depot yang menjual menu
Rujak Cingur Khas Malang - Rujak Cingur Amprong. Letaknya kurang lebih
sekitar simpang lima dekat jalan Bengawan Solo, Malang. Ciri khas Rujak
Cingur Amprong ini terletak pada kebersihan penyajian, potongan cingur
yang cukup banyak serta porsi menu yang cukup besar.
Berikut ini penampakannya.(SUMBER)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar